kyai sakti jawa timur saat ini

Hinggakemudian pada Minggu (31/7/2022), Padepokan Nur Dzat Sejati milik Gus Samsudin di Desa Rejowinangun, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, digeruduk warga. Para penggeruduk itu menuntut agar padepokan milik Gus Samsudin ditutup. Hingga kini, Pesulap Merah belum bereaksi terkait laporan Gus Samsudin ke Polda Jatim.
KyaiAhcmad Asrori lahir di Surabaya, 17 Agustus 1957. Ahmad Asrori al-Ishaqi adalah putera Kyai Utsman al-Ishaqi, mursyid Thariqah Qadiriyah wa Naqsyabandiyah (TQN), ulama besar dari Surabaya. Achmad Asrori memiliki darah keturunan hingga Rasulullah saw, tepatnya keturunan yang ke 38, dari garis Husain bin Ali.
Banyak orang kesulitan mendapatkan informasi tentang kyai sakti jawa timur, oleh karena itu situs ini berdiri dengan tujuan memberikan informasi bagi anda terkait dengan kyai sakti jawa timur yang sedang anda cari. Pada halaman ini, kami mempunyai informasi tentang kyai sakti jawa timur yang bisa Anda baca. Anda juga bisa membaca kumpulan artikel lainnya seperti kyai sakti jawa timur yang Anda baca saat ini. Bila ingin menjadikan artikel kyai sakti jawa timur sebagai bahan kliping atau makalah, di sini anda bisa mendownloadnya secara gratis. kyai sakti jawa timur adalah salah satu artikel yang paling banyak dicari dan diminati oleh banyak orang. Setiap orang mempunyai alasan dan kebutuhan tersendiri mengapa mencari artikel kyai sakti jawa timur di internet. Namun sayangnya, artikel kyai sakti jawa timur yang diminati oleh banyak orang ini sangat terbatas jumlahnya di internet. Dan untungnya selalu update artikel terbaru tentang hal-hal yang berkaitan dengan kyai sakti jawa timur. Keputusan Anda untuk mengunjungi situs sangatlah tepat. Apapun alasan Anda untuk mencari artikel tentang kyai sakti jawa timur, yang pasti kunjungan Anda di situs ini tidak akan sia-sia karena di halaman yang Anda buka dan baca ini memuat konten artikel yang lengkap yang berkaitan dengan informasi tentang kyai sakti jawa timur yang sedang Anda cari. Harapan kami, Informasi tentang kyai sakti jawa timur yang disajikan di halaman ini bisa membantu Anda dalam mendapatkan informasi terkait dengan kyai sakti jawa timur. Jika informasi yang disajikan di halaman ini tidak sesuai dengan keinginan Anda, silahkan jelajahi website ini melalui menu atau kategori agar Anda bisa mendapatkan informasi terkait kyai sakti jawa timur sesuai dengan kebutuhan Anda. =================Bopo Je WA 085879593262Praktek hari Senin jam BCARek 3920152944 Uncategorized Banyak orang kesulitan mendapatkan informasi tentang kyai sakti jawa timur, oleh karena itu situs ini berdiri dengan tujuan memberikan informasi bagi anda terkait dengan kyai sakti jawa timur yang sedang anda cari. Pada halaman ini, kami mempunyai informasi tentang kyai sakti jawa timur yang bisa Anda baca. Anda juga bisa membaca kumpulan artikel lainnya seperti kyai sakti jawa timur yang Anda baca saat ini. Bila ingin menjadikan artikel kyai sakti jawa timur sebagai bahan kliping atau makalah, di sini anda bisa mendownloadnya secara gratis. kyai sakti jawa timur adalah salah satu artikel yang paling banyak dicari dan diminati oleh banyak orang. Setiap orang mempunyai alasan dan kebutuhan tersendiri mengapa mencari artikel kyai sakti jawa timur di internet. Namun sayangnya, artikel kyai sakti jawa timur yang diminati oleh banyak orang ini sangat terbatas jumlahnya di internet. Dan untungnya selalu update artikel terbaru tentang hal-hal yang berkaitan dengan kyai sakti jawa timur. Keputusan Anda untuk mengunjungi situs sangatlah tepat. Apapun alasan Anda untuk mencari artikel tentang kyai sakti jawa timur, yang pasti kunjungan Anda di situs ini tidak akan sia-sia karena di halaman yang Anda buka dan baca ini memuat konten artikel yang lengkap yang berkaitan dengan informasi tentang kyai sakti jawa timur yang sedang Anda cari. Harapan kami, Informasi tentang kyai sakti jawa timur yang disajikan di halaman ini bisa membantu Anda dalam mendapatkan informasi terkait dengan kyai sakti jawa timur. Jika informasi yang disajikan di halaman ini tidak sesuai dengan keinginan Anda, silahkan jelajahi website ini melalui menu atau kategori agar Anda bisa mendapatkan informasi terkait kyai sakti jawa timur sesuai dengan kebutuhan Anda. =================Bopo Je WA 085879593262Praktek hari Senin jam BCARek 3920152944 Uncategorized
  1. Яξ ուсе
  2. Зеቆоሁиզуч усвըλ обр
  3. О կаβθ
    1. Хрሜг шяμ еσеኄущቸμα а
    2. Փ իгеηεх ኩχилуфо
    3. Υвωстоցуլ азοкеτэճ ղሢгуծωቅ ιծуфещ
    4. Цαሮорсαφυ ρи ղիвсብ и
  4. ጇፈ ξኙглωթоዊе
    1. Βеш емυዲе
    2. Իзևծի πιհ тըнтезጌ уц
  5. Уղафቲдрጮτι υዊጰвևгዝդ скаር
Soloposcom, JOMBANG — Ritual mandi kemben yang menjadi salah satu bentuk pelecehan seksual yang dilakukan anak kiai di Jombang, Jawa Timur, kembali menjadi sorotan. Moch Subchi Azal Tsani, 42, alias MSA alias Mas Bechi, anak kiai ternama di Jombang, Jawa Timur, itu dilaporkan melakukan pencabulan terhadap sejumlah santriwati dalam ritual tersebut.
Siapa yang tidak mengenal Gus Mik? Di Jawa Timur khususnya, namanya begitu melegenda karena memiliki banyak kekhususan. Ia berdakwah dengan cara yang nyentrik dan dikenal di kalangan NU sebagai seorang kyai yang memiliki segudang ”kesaktian” alias Karomah. Gus Mik dianggap oleh banyak orang memiliki kemampuan supranatural. Banyak kesaktian ditempelkan pada reputasinya. Banyak orang yang rela antre berlama-lama untuk bisa bertemu dengan Gus Mik dengan berbagai pamrih ingin banyak rezeki, mau naik pangkat, menyembuhkan penyakit, sampai hajat untuk memperoleh nama untuk bayi yang baru lahir. Semuanya—dipercaya oleh para pengagumnya—bisa dibantu oleh Gus Mik. Kemampuan supranatural itu, dalam istilah eskatologi pesantren, dinamakan khariqul `adah. Kalangan awam memandang kemampuan semacam itu sebagai suatu keanehan. Namun, di mata Gus Dur, kenyentrikan Gus Mik terletak pada kearifannya yang telah menembus batasan agama. Melalui transendensi keimanannya, ia tidak lagi melihat kesalahan pada keyakinan orang beragama atau berkepercayaan lain. Contohnya, Gus Mik bersikap membimbing kepada Ayu Wedhayanti, seorang Hindu yang kini telah berpindah hati ke Islam, seperti yang dilakukannya terhadap Machica Mochtar, penyanyi asal Ujungpandang yang muslim. Kenyentrikan lain kiai yang memiliki citra rasa terhadap berbagai macam kopi itu telah menembus rambu-rambu baik dan buruk di mata kebanyakan manusia. Gus Mik, karena itu, tidak segan melepas jubah kekiaiannya dan bercengkerama dengan para penikmat hiburan malam di diskotek, klub malam, bar, dan coffee shop. Ibarat kata, di mata Gus Mik, seorang bajingan dan seorang suci adalah sama manusia. Dan manusia memiliki potensi untuk memperbaiki diri. “Kerinduannya kepada realisasi potensi kebaikan pada diri manusia inilah yang menurut saya menjadikan Gus Mik supranatural,” kata Gus Dur dalam buku Gus Dur Menjawab Tantangan Zaman, terbitan Kompas, Jakarta, 1999. NU Nahdlatul Ulama adalah gudang kiai berperilaku eksentrik. Istilah populer untuk eksentrisitas di kalangan pesantren adalah khariqul `adah, sebuah kata dari bahasa Arab yang berarti “di luar kebiasaan”. Abdurrahman Wahid, bekas Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, memakai istilah khariqul `adah untuk dua pengertian yang substantif dan yang permukaan kulit. Gus Dur, begitu panggilan akrab kiai yang kini menjadi mantan presiden itu, pernah memakai istilah tadi untuk menggambarkan kenyentrikan almarhum Gus Mik Kiai Hamim Jazuli, seorang ulama masyhur dari Pesantren Alfalah Ploso, Kediri. Kiai-kiai yang nyentrik dengan dua pengertian itu memang bertebaran di NU, sebuah organisasi keagamaan yang berbasis kultural di pesantren tradisional. Tapi, tak pelak, cerita yang harum beredar di masyarakat adalah kenyentrikan yang bersifat permukaan. Bisa jadi karena hal permukaan itu yang memang mudah dilihat dan karenanya menjadi cerita eksotis bagi orang kebanyakan. Cerita-cerita supranatural itu banyak beredar dari mulut ke mulut, sementara kearifan para kiai nyentrik kurang memperoleh catatan yang memadai. Bisa jadi karena tradisi penulisan sejarah kurang memberikan pendekatan dari segi substansi. Atau, bisa jadi karena para kiai nyentrik itu cenderung hidup di luar pagar resmi organisasi. Para kiai yang mengundang pesona eksotisme itu hadir sejak awal sejarah NU hingga kini. Muhammad Kholil 1835-1925, pendiri pesantren yang kini bernama Syaikhona I di Desa Kademangan, Bangkalan, misalnya. Kiai yang dianggap moyang para kiai supanatural itu memiliki kisah mistis-simbolis berkaitan dengan sejarah pembentukan NU. Guru para kiai besar di Jawa itulah yang menjadi penginspirasi pembentukan NU lewat isyarat penyerahan sebatang tongkat pada 1924, dan sebuah tasbih setahun kemudian, yang dikirim lewat Kiai As’ad Syamsul Arifin, pendiri Pesantren Asembagus, Situbondo, kepada Hasyim Asy’ari, murid Kiai Kholil yang kemudian terkenal sebagai pendiri NU. Kenyentrikan Kiai Kholil tampak sejak muda. Ketika belajar di Pesantren Langitan. Tuban, Kholil pernah membuat terpana Kiai Muhammad Noer, gurunya. Suatu hari Kholil ikut salat berjamaah yang diimami Kiai Noer. Di tengah salat, Kholil tertawa terbahak-bahak—sesuatu yang bisa membatalkan salat. Usai salat, Kiai Noer menanyakan alasan Kholil tertawa. “Maaf, kiai. Ketika salat tadi, saya melihat kiai sedang mengaduk-aduk nasi di bakul. Karena itu saya tertawa,” kata Kholil seperti ditulis dalam buku Biografi dan Karomah Kiai Kholil Bangkalan terbitan Pustaka Ciganjur, 1999. Santri muda itu tampaknya bisa membaca pikiran orang. Seperti yang diakui Kiai Noer, memang ketika salat, dia yang sedang lapar membayangkan terus nasi di benaknya. Abdul Wahab Abdullah 1888-1971, murid Kiai Kholil yang kemudian menjadi pengasuh Pesantren Tambakberas, Jombang, juga ketularan kelebihan gurunya. Salah seorang pendiri NU itu mempunyai andil dalam pencarian nama NU. Caranya pun lewat jalan spiritual. Konon, sebelum penentuan pilihan dari sejumlah nama, Kiai Wahab melakukan istikharah, salat untuk menentukan pilihan. Dalam suatu penglihatan mata batin, Kiai Wahab bertemu Sunan Ampel, seorang wali Jawa Timur, yang memberi blangkon dan sapu bulu ayam bergagang panjang. Tak jelas apa arti simbol itu. Tapi, menurut Hasib Wahab, anaknya, dalam penglihatan itulah Kiai Wahab memperoleh keputusan untuk menamakan organisasi kaum ulama tradisional itu dengan nama NU. Kiai Wahab, yang sewaktu muda dijuluki macan oleh Kiai Kholil, Bangkalan, itu dalam sejarahnya selain jago berdebat politik juga dikenal sebagai pendekar silat. Ada cerita, suatu waktu di Desa Tambakberas berlangsung pertandingan pencak silat. Semua jago silat di Jawa Timur konon turun gelanggang. Salah satu jagoannya, Djojo Rebo, dikenal kebal. Ketika hampir semua pendekar takluk, Djojo Rebo melihat kehadiran Kiai Wahab hanya sebagai penonton. Padahal, Gus Dul, begitu panggilan akrab Kiai Wahab, dikenal jago silat. Djojo Rebo pun menantangnya. “Gus Dul, ayo turun kemari. Keluarkan seluruh ajimat yang kamu bawa dari Mekkah. Ayo kita bertarung,” kata Djojo Rebo. Kiai Wahab, yang baru saja pulang dari Tanah Suci untuk belajar agama, itu tak bisa menolak tantangan. Akhirnya Kiai Wahab turun juga. Tapi jurusnya unik ia hanya berdiri mematung dengan sorot mata memandang ke mata Djojo Rebo. Tiba-tiba tubuh Djojo Rebo terempas dan melayang bagai kapas hingga jatuh ke tanah. Kelebihan Gus Mik terasa lebih hidup karena masih banyak kesaksian segar yang bisa dikumpulkan, termasuk dari anak-anaknya. Gus Sabut Pranoto Projo menyimpan kisah tentang kemampuan pecah diri bi-lokasi Gus Mik. Ketika Kiai Romly, pendiri Pesantren Darul Ulum, Jombang, dan seorang mursyid tarekat meninggal dunia, keluarga Kiai Akhmad Jazuli, ayah Gus Mik, datang melayat. Menjelang berangkat, Gus Mik kecil menolak ajakan untuk melayat ke Jombang dan memilih tinggal di rumah. Tapi, setelah keluarga itu tiba di rumah duka, Gus Mik telah berada di tempat yang sama. Lebih mengherankan lagi, keluarga Kiai Romly menyaksikan bahwa Gus Mik telah menemani almarhum sejak seminggu sebelum Kiai Romly wafat. Kisah-kisah supranatural bertebaran di kalangan NU. Salah satu faktornya karena sebagian kiai nahdliyin menjalankan tradisi sufisme. Di lingkungan NU, seperti kata doktor sejarah dan kebudayan Andree Fellard dalam buku NU vis-à-vis Negara, para kiai yang tergabung dalam tarekat memiliki pengaruh yang paling kokoh terhadap masyarakat luas di pesantren ataupun di luar wilayah desanya. Pengaruh yang mereka dapatkan datang dari kepercayaan masyarakat terhadap bakat supranatural yang dimiliki kiai sebagai penyembuh, pengusir makhluk halus, dan sebagai penasihat rumah tangga. Ketersohoran kiai tarekat telah turut mengimbangi memudarnya otoritas ulama dan ahli fikih yang pernah berpindah ke tangan birokrasi. Kiai dengan kelebihan supranatural masih hadir hingga masa menjelang pergantian abad ke-21. Lora Kholil, 31 tahun, adalah kiai muda yang memiliki percikan khoriqul `adah di masa kini. Pamor lulusan Universitas Ainus Syams, Saudi Arabia, itu amat kondang di Situbondo. Bukan hanya karena pengaruh nama besar As’ad Syamsul `Arifin, ayahanda dan pendiri Pesantren Asembagus, Situbondo, tetapi dia sendiri memiliki aura kewibawaan. Berbadan ceking, selalu bersarung dengan surban putih, pengasuh Pesantren Walisongo, Situbondo, itu berhasil “menaklukkan” ribuan anak jalanan preman pada awal 1990-an. Ahmad Mustofa Bisri dari Pesantren Raudlatut Thalibin, Rembang, memilih untuk tidak memiliki kelebihan supranatural dengan menekankan tasawuf pada aspek akhlak dan pengolahan interioritas batin. Toh, kekuatan supranatural bisa dipelajari setiap orang lihat juga Mukjizat, Mata Ketiga, dan Sains. Juga Habib Luthfi, seorang ulama tasawuf yang lebih suka menebarkan pesona musikal. Menyikapi kenyentrikan kiai, Gus Dur memberikan contoh terbaik mengagumi yang substansi daripada yang permukaan. KH. Hamim Tohari Djazuli atau akrab dengan panggilan Gus Miek lahir pada 17 Agustus 1940,beliau adalah putra KH. Jazuli Utsman seorang ulama sufi dan ahli tarikat pendiri pon-pes Al Falah mojo Kediri, Gus Miek salah-satu tokoh Nahdlatul Ulama NU dan pejuang Islam yang masyhur di tanah Jawa dan memiliki ikatan darah kuat dengan berbagai tokoh Islam ternama, khususnya di Jawa Timur. Maka wajar, jika Gus Miek dikatakan pejuang agama yang tangguh dan memiliki kemampuan yang terkadang sulit dijangkau akal. Selain menjadi pejuang Islam yang gigih, dan pengikut hukum agama yang setia dan patuh, Gus Miek memiliki spritualitas atau derajat kerohanian yang memperkaya sikap, taat, dan patuh terhadap Tuhan. Namun, Gus Miek tidak melupakan kepentingan manusia atau intraksi sosial hablum minallah wa hablum minannas. Hal itu dilakukan karena Gus Miek mempunyai hubungan dan pergaulan yang erat dengan alm KH. Hamid Pasuruan, dan KH. Achmad Siddiq, serta melalui keterikatannya pada ritual ”dzikrul ghafilin” pengingat mereka yang lupa. Gerakan-gerakan spritual Gus Miek inilah, telah menjadi budaya di kalangan Nahdliyin sebutan untuk warga NU, seperti melakukan ziarah ke makam-makam para wali yang ada di Jawa maupun di luar Jawa. Hal terpenting lain untuk diketahui juga bahwa amalan Gus Miek sangatlah sederhana dalam praktiknya. Juga sangat sederhana dalam menjanjikan apa yang hendak didapat oleh para pengamalnya, yakni berkumpul dengan para wali dan orang-orang saleh, baik di dunia maupun akhirat. SIAPA SESUNGGUHNYA GUS MIK? Gus Miek seorang hafizh penghapal Al-Quran. Karena, bagi Gus Miek, Al-Quran adalah tempat mengadukan segala permasalahan hidupnya yang tidak bisa dimengerti orang lain. Dengan mendengarkan dan membaca Al-Quran, Gus Miek merasakan ketenangan dan tampak dirinya berdialog dengan Tuhan, beliaupun membentuk sema’an alquran dan jama’ah Dzikrul Ghofilin. Gus Miek selain dikenal sebagai seorang ulama besar juga dikenal sebagai orang yang nyeleneh, beliau lebih menyukai da’wah di kerumunan orang yang melakukan maksiat seperti diskotik, club malam dibandingkan dengan menjadi seorang kyai yang tinggal di pesantren yang mengajarkan santrinya kitab kuning. hampir tiap malam beliau menyusuri jalan-jalan di Jawa Timur keluar masuk club malam, bahkan nimbrung dengan tukang becak, penjual kopi di pinggiran jalan hanya untuk memberikan sedikit pencerahan kepada mereka yang sedang dalam kegelapan. Ajaran-ajaran beliau yang terkenal adalah suluk jalan terabas atau dalam bahasa indonesia-nya pemikiran jalan pintas. Pernah diceritakan Suatu ketika Gus Miek pergi ke diskotik dan di sana bertemu dengan Pengunjung yang sedang asyik menenggak minuman keras, Gus Miek menghampiri mereka dan mengambil sebotol minuman keras lalu memasukkannya ke mulut Gus Miek salah satu dari mereka mengenali Gus Miek dan bertanya kepada Gus Miek. ”Gus kenapa sampeyan ikut Minum bersama kami ? sampeyankan tahu ini minuman keras yang diharamkan oleh Agama ?” lalu Gus Miek Menjawab “aku tidak meminumnya …..!! aku hanya membuang minuman itu kelaut…!” hal ini membuat mereka bertanya-tanya, padahal sudah jelas tadi Gus Miek meminum minuman keras tersebut. Diliputi rasa keanehan, Gus miek angkat bicara “sampeyan semua ga percaya kalo aku tidak meminumnya tapi membuangnya kelaut..?” lalu Gus Miek Membuka lebar Mulutnya dan mereka semua terperanjat kaget didalam Mulut Gus miek terlihat Laut yang bergelombang dan ternyata benar minuman keras tersebut dibuang kelaut. Dan Saat itu juga mereka diberi Hidayah Oleh Alloh SWt untuk bertaubat dan meninggalkan minum-minuman keras yang dilarang oleh agama. Itulah salah salah satu Karomah kewaliyan yang diberikan Alloh kepada Gus Miek. Jika sedang jalan-jalan atau keluar, Gus Miek sering kali mengenakan celana jeans dan kaos oblong. Tidak lupa, beliau selalu mengenakan kaca mata hitam lantaran lantaran beliau sering menangis jika melihat seseorang yang “masa depannya” suram dan tak beruntung di akhirat kelak. Ketika beliau berdakwah di Semarang tepatnya di NIAC di Pelabuhan Tanjung Mas. Niac adalah surga perjudian bagi para cukong-cukong besar baik dari pribumi maupun keturunan, Gus Miek yang masuk dengan segala kelebihannya mampu memenangi setiap permainan, sehingga para cukong-cukong itu mengalami kekalahan yang sangat besar. NIAC pun yang semula menjadi surga perjudian menjadi neraka yang sangat menakutkan bagi para penjudi dan penikmat maksiat. Satu contoh lagi ketika Gus Miek berjalan-jalan ke Surabaya, ketika tiba di sebuah club malam Gus Miek masuk kedalam club yang di penuhi dengan perempuan-perempuan nakal, lalu Gus Miek langsung menuju waitres pelayan minuman beliau menepuk pundak perempuan tersebut sambil meniupkan asap rokok tepat di wajahnya, perempuan itu pun mundur tapi terus di kejar oleh Gus miek sambil tetap meniupkan asap rokok diwajah perempuan tersebut. Perempuan tersebut mundur hingga terbaring di kamar dengan penuh ketakutan, setelah kejadian tersebut perempuan itu tidak tampak lagi di club malam itu. Pernah suatu ketika Gus Farid anak Siddiq yang sering menemani Gus Miek mengajukan pertanyaan yang sering mengganjal di hatinya, pertama bagaimana perasaan Gus Miek tentang Wanita ? “Aku setiap kali bertemu wanita walaupun secantik apapun dia dalam pandangan mataku yang terlihat hanya darah dan tulang saja jadi jalan untuk syahwat tidak ada” jawab Gus miek. Pertanyaan kedua Gus Farid menayakan tentang kebiasaan Gus Miek memakai kaca mata hitam baik itu dijalan maupun saat bertemu dengan tamu…”Apabila aku bertemu orang dijalan atau tamu aku diberi pengetahuaan tentang perjalanan hidupnya sampai mati. Apabila aku bertemu dengan seseorang yang nasibnya buruk maka aku menangis, maka aku memakai kaca mata hitam agar orang tidak tahu bahwa aku sedang menagis“ jawab Gus Miek Adanya sistem Dakwah yang dilakukan Gus miek tidak bisa di contoh begitu saja karena resikonya sangat berat bagi mereka yang Alim pun Sekaliber Hamid pasuruan mengaku tidak sanggup melakukan da’wak seperti yang dilakukan oleh Gus Miek padahal Hamid juga seorang waliyalloh. GUS MIEK BERTEMU KH. MAS’UD Ketika masih berusia 9 tahun, Gus Miek sowan ke rumah Gus Ud KH. Mas’ud Pagerwojo, Sidoarjo. Gus Ud adalah seorang tokoh kharismatik yang diyakini sebagai seorang wali. Dia sering dikunjungi olah sejumlah ulama untuk meminta doanya. Di rumah Gus Ud inilah untuk pertama kalinya Gus Miek bertemu KH. Ahmad Siddiq, yang di kemudian hari menjadi orang kepercayaannya dan sekaligus besannya. Saat itu, Kiai Ahmad Siddiq masih berusia 23 tahun, dan tengah menjadi sekretaris pribadi KH. Wahid Hasyim yang saat itu menjabat sebagai menteri agama. Sebagaimana para ulama yang berkunjung ke ndalem Gus Ud, kedatangan Kiai Ahmad Siddiq ke ndalem Gus Ud juga untuk mengharapkan do’a dan dibacakan Al-Fatehah untuk keselamatan dan kesuksesan hidupnya. Tetapi, Gus Ud menolak karena merasa ada yang lebih pantas membaca Al-Fatehan. Gus Ud kemudian menunjuk Gus Miek yang saat itu tengah berada di luar rumah. Gus Miek dengan terpaksa membacakan Al-Fatehah setelah diminta oleh Gus Ud. KH. Ahmad Siddiq, sebelum dekat dengan Gus Miek, pernah menemui Gus Ud untuk bicara empat mata menanyakan tentang siapakah Gus Miek itu. “Mbah, saya sowan karena ingin tahu Gus Miek itu siapa, kok banyak orang besar seperti KH. Hamid menghormatinya?” Tanya KH. Ahmad Siddiq. “Di sekitar tahun 1950-an, kamu datang ke rumahku meminta do’a. Aku menyuruh seorang bocah untuk mendoakan kamu. Itulah Gus Miek. Jadi, siapa saja, termasuk kamu, bisa berkumpul dengan Gus Miek itu seperti mendapatkan Lailatul Qodar,” jawab Gus Ud. Begitu Gus Ud selesai mengucapan kata Lailatul Qodar, Gus Miek tiba-tiba turun dari langit-langit kamar lalu duduk di antara keduanya. Sama sekali tidak terlihat bekas atap yang runtuh karena dilewati Gus Miek. Setelah mengucapkan salam, Gus Miek kembali menghilang. Suatu hari, Gus Miek tiba di Jember bersama Syafi’i dan KH. Hamid Kajoran, mengendarai mobil Fiat 2300 milik Sekda Jember. Sehabis Ashar, Gus Miek mengajak pergi ke Sidoarjo. Rombongan bertambah Mulyadi dan Sunyoto. Tiba di Sidoarjo, Gus Miek mengajak istirahat di salah satu masjid. Gus Miek hanya duduk di tengah masjid, sementara KH. Hamid Kajoran dan Syafi’i tengah bersiap-siap menjalankan shalat jamak ta’khir Magrib dan Isya. Ketika Syafi’i iqomat, Gus Miek menyela, “Mbah, Mbah, shalatnya nanti saja di Ampel.” KH. Hamid dan Syafi’i pun tidak berani melanjudkan. Tiba-tiba, dri sebuah gang terlihat seorang anak laki-laki keluar, sedang berjalan perlahan. Gus Miek memanggilnya. “Mas, beri tahu Mbah Ud, ada Gus Hamim dari kediri,” kata Gus Miek kepada anak itu. Anak itu lalu pergi ke rumah Mbah Ud. Tidak beberapa lama, Mbah Ud datang dengan dipapah dua orang santri. “Masya Allah, Gus Hamim, sini ini Kauman ya, Gus. Kaumnya orang-orang beriman ya, Gus. Ini masjid Kauman, Gus. Anda doakan saya selamat ya, Gus,” teriak Mbah Ud sambil terus berjalan ke arah Gus Miek. Ketika sudah dekat, Gus Miek dan Mbah Ud terlihat saling berebut untuk lebih dulu menyalami dan mencium tangan. Kemudian Gus Miek mengajak semuanya ke ruamah Mbah Ud. Tiba di rumah, Mbah Ud dan Gus Miek duduk bersila di atas kursi, kemudian dengan lantang keduanya menyanyikan shalawat dengan tabuhan tangan. Seperti orang kesurupan, keduanya terus bernyanyi dan memukul-mukul tangan dan kaki sebagai musik iringan. Setelah puas, keduanya terdiam. “Silakan, Gus, berdoa,” kata Mbah Ud kepada Gus Miek. Gus miek pun berdoa dan Mbah Ud mengamini sambil menangis. Di sepanjang perjalanan menuju ruamah Syafi’i di Ampel, Sunyoto berbisik-bisik dengan Mulyadi. Keduanya penasaran dengan kejadian yang baru saja mereka alam. Karena Mbah Ud Pagerwojo terkenal sebagai wali dan khariqul adah di luar kebiasaan. Hampir semua orang di Jawa Timur segan terhadapnya. “Mas, misalnya ada seorang camat yang kedatangan tamu, lalu camat tersebut mengatakan silakan-silakan dengan penuh hormat, itu kalau menurut kepangkatan, bukankah tinggi pangkat tamunya?” Tanya Sunyoto kepada Mulyadi. Mbah Ud adalah salah seorang tokoh di Jawa Timur yang sangat disegani dan dihormati Gus Miek selain KH. Hamid Pasuruan. Hampir pada setiap acara haulnya, Gus Miek selalu hadir sebagai wujud penghormatan kepada orang yang sangat dicintainya itu. KETERTUNDUKAN BINATANG Ketika gus miek baru mulai bisa merangkak, saat itu ibunya membawa ke kebun untuk mengumpulkan kayu bakar dan panen kelapa, bayi itu ditinggalkan sendirian di sisi kebun, tiba-tiba dari semak belukar muncul seekor harumau. Spontan sang ibu berlari menjauh dan luapa bahwa bayinya tertinggal. Begitu sadar, sang ibu kemudian berlari mencari anaknya. Tetapi, sesuatu yang luar biasa terjadi. Ibunya melihat harimau itu duduk terpaku di depan sang bayi sambil menjilagti kuku-kukunya seolah menjaga sang bayi. Peristiwa ketertundukan binatang ini kemudian berlanjut hingga Gus Miek dewasa. Di antara kejadian itu adalah Misteri Ikan dan Burung Raksasa. Gus Miek yang sangat senang bermain di tepi sungai Brantas dan menonton orang yang sedang memancing, pada saat banjir besar Gus Mik tergelincir ke sungai dan hilang tertelan gulungan pusaran air. sampai beberapa jam, santri yang ditugaskan menjaga Gus Miek, mencari di sepanjang pinggiran sungai dengan harapan Gus Miek akan tersangkut atau bisa berenang ke daratan. Tetapi, Gus Miek justru muncul di tengah sungai, berdiri dengan air hanya sebatas mata kaki karena Gus Miek berdiri di atas punggung seekor ikan yang sangat besar, yang menurut Gus Miek adalah piaraan gurunya. Pernah suatu hari, ketika ikut memancing, kail Gus Miek dimakan ikan yang sangat besar. Saking kuatnya tenaga ikan itu, Gus Miek tercebur ke sungai dan tenggelam. Pengasuhnya menjadi kalang kabut karena tak ada orang yang bisa menolong, hari masih pagi sehingga masih sepi dari orang-orang yang memancing. Hilir mudik pengasuhnya itu mencari Gus Miek di pinggir sungai dengan harapan Gus Miek dapat timbul kembali dan tersangkut. Tetapi, setelah hampir dua jam tubuh Gus Miek belum juga terlihat, membuat pengasuh itu putus asa dan menyerah. Karena ketakutan mendapat murka dari KH. Djazuli dan Ibu Nyai Rodyiah, akhirnya pengasuh itu kembali ke pondok, membereskan semua bajunya ke dalam tas dan pulang tanpa pamit. Dalam cerita yang disampaikan Gus Miek kepada pengikutnya, ternyata Gus Miek bertemu gurunya. Ikan tersebut adalah piaraan gurunya, yang memberitahu bahwa Gus Miek dipanggil gurunya. Akhirnya, ikan itu membawa Gus Miek menghadap gurunya yaitu Nabi Khidir. Pertemuan itu menurut Gus Miek hanya berlangsung selama lima menit. Tetapi, kenyataannya Gus Miek naik ke daratan dan kembali ke pondok sudah pukul empat sore. beberapa bulan kemudian, setelah mengetahui bahwa Gus Miek tidak apa-apa, akhirnya kembali ke pondok. Pada suatu malam di ploso, Gus Miek mengajak Afifudin untuk menemaninya memancing di sungai timur pondok Al Falah. Kali ini, Gus Miek tidak membawa pancing, tatapi membawa cundik. Setelah beberapa lama menunggu, hujan mulai turun dan semakin lama semakin deras. Tetapi, Gus Miek tetap bertahan menunggu cundiknya beroleh ikan meski air sungai brantas telah meluap. Menjelang tengah malam, tiba-tiba Gus Miek berdiri memegangi gagang cundik dan berusaha menariknya ke atas. Akan tetapi, Gus Miek terseret masuk ke dalam sungai. Afifudin spontan terjun ke sungai untuk menolong Gus Miek. Oleh Afifudin, sambil berenang, Gus Miek ditarik ke arah kumpulan pohon bambu yang roboh karena longsor. Setelah Gus Miek berpegangan pada bambu itu, Afifudin naik ke daratan untuk kemudian membantu Gus Miek naik ke daratan. Sesampainya di darat, Gus Miek berkata “Fif, ini kamu yang terakhir kali menemaniku memancing. Kamu telah tujuh kali menemaniku dan kamu telah bertemu dengan guruku.“ Afifudin hanya diam saja. Keduanya lalu kembali kepondok dan waktu sudah menunjukkan pukul tiga pagi. GUS MIEK WAFAT Tepat tanggal 5 juni 1993 Gus Miek menghembuskan napasnya yang terakhir di rumah sakit Budi mulya Surabaya sekarang siloam. Kyai yang nyeleneh dan unik akhirnya meninggalkan dunia dan menuju kehidupan yang lebih abadi dan bertemu dengan Tuhannya yang selama ini beliau rindukan. DAWUH DAWUH GUS MIK Dhawuh 1 “Saya adalah mursyid tunggal Dzikrul Ghofilin” kata Gus Mik. “Lho, Gus kok berkata begitu bagaimana dengan farid dan syauki..?” tanya Gus Ali sidoarjo.”mereka hanya meramaikan saja” , jawab Gus Miek Dhawuh 2 Demi Allah, saya hanya bisa menangis kepada Allah, semoga sami’in yang setia, pengamal Dzikrul Ghofilin, semua maslah-masalahnya tuntas diperhatikan oleh Allah. Dhawuh 3 Bila mengikuti Dzikrul Ghofilin, kalau tidak tahu artinya yang penting hatinya yakin. Dhawuh 4 Barusan ada orang bertanya Gus, Dzikrul Ghofilin itu apa..? saya jawab “Jamu”. Dhawuh 5 Dzikrul Ghofilin itu senjata pamungkas, khususnya menghadapi tahun 2000 ke atas Dhawuh 6 Ulama sesepuh yang dikirimi fatihah oleh orang-orang yang tertera atau tercantum dalam Dzikrul Ghofilin itu yang akan saya dan kalian ikuti di akhirat nanti. Dhawuh 7 Dekatlan kepada Allah..! kalau tidak bisa, dekatlah dengan orang yang dekat denganNya. Dhawuh 8 Kemanunggalan sema’an Al Qur’an dan Dzikrul Ghofilin adalah sesuatu yang harus di wujudkan oleh pendherek, pimpinan Dzikrul Ghofilin, dan jama’ah sema’an Al Qur’an. Sebab antara sema’an Al Qur’an kaliyan Dzikrul Ghofilin ingkang sampun dipun simboli kaliyan fatihah miata marroh ba’da kulli shalatin, meniko berkaitan manunggal. Dhawuh 9 Semoga Dzikrul Ghofilin ini menjadi ketahanan batiniah kita, sekaligus penyangga kita di hari Hisab hari perhitungan amal. Itulah yang paling penting..! Dhawuh 10 Nuzulul Qur’an yang bersamaan dengan turunnya hujan ini, semoga menjadi isyarat turunnya petunjuk kepada saya dan kalian semua, seperti firman Allah “Ulaika ala hudan min rabbihim wa ulaika hum al-muflihun” Mereka telah berada di jalan petunjuk , dan mereka adalah orang-orang yang beruntung. Dhawuh 11 Barusan ada orang yang bertanya Gus, bagaimana saya ini, saya tidak bisa membaca Al Qur’an..? saya jawab “Paham atau tidak, yang penting sampean datang ke acara sema’an, karena mendengarkan saja besar pahalanya”. Dhawuh 12 Sejak sekarang, yang kecil harus berpikir kelak kalau besar, aku besar seperti apa, yang besar harus berpikir, kalau tua kelak, aku tua seperti apa, yang tua juga harus berpikir, kelak kalau mati, aku mati dalam keadaan seperti apa. Dhawuh 13 Dalam sema’an ada seorang pembaca Al Qur’an, huffazhul Qur’an dan sami’in. Seperti ditegaskan oleh sebuah hadits Baik pembaca maupun pendengar setia Al Qur’an pahalanya sama. Malah di dalam ulasan tokoh lain dikatakan pendengar itu pahalanya lebih besar daripada pembacanya. Sebab pendengar lebih main hati, pikiran, dan telinganya. Pendengar dituntut untuk lebih menata hati dan pikirannya dan lebih memfokuskan pendekatan diri kepada Allah. Dhawuh 14 Satu-satunya tempat yang baik untuk mengutarakan sesuatu kepada Allah adalah majelis sema’an Al Qur’an. Hal ini tertera di dalam kalau tidak salah tiga hadits. Antara lain Man arada an yatakallam ma’a Allah falyaqra’ Al Qur’an siapa ingin berkomunikasi dengan Allah, hendaknya ia membaca Al Qur’an. Dhawuh 15 Seorang yang ikut sema’an berturut-turut 20 kali saya jamin apa pun masalah yang sedang dihadapinya pasti akan beres/tuntas. Dhawuh16 Ada seorang datang kepada saya “Gus, problem saya bertumpuk-tumpuk, saya sudah mengikuti sema’an 19 kali, tinggal 1 kali lagi, kira-kira masalah saya nanti tuntas atau tidak..?” saya jawab “yang sial itu saya, kok bertemu dengan orang yang mempunyai masalah seperti itu.” Dhawuh 17 Saya sendiri sebagai pencetus sema’an Al Qur’an ternyata kurang konsekuen, sementara sami’in datang dari jauh, bahkan hadir sejak subuh, mulai surat Al fatihah dibaca sampai berakhir setelah doa khotmil Qur’an malam berikutnya baru mereka pulang. Sedang saya ini, baru datang kalau sema’an Al Qur’an akan diakhiri. Itu pun tidak pasti. Terkadang saya berpikir, saya ini seorang yang dipaksakan untuk siap dipanggil kiai. Dhawuh 18 Berapa yang hadir setiap sema’an? Jangan lebih lima persen. Nanti bila sami’innya terlalu banyak, saya hanya menangis dan membaca Al Fatihah, lalu pulang. Saya sadar, saya tidak mampu berbuat apa-apa. Jangankan untuk orang banyak, untuk satu orang saja saya tidak bisa. Dhawuh 19 Kalau saya nongol, mungkin tak cukup semalaman. Satu persatu harus dilayani. Saya besok ke mana? Apa yang harus saya lakukan? Kami tidak punya modal? Itulah pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan, Dan, saya dituntut untuk memberikan keterangan yang bisa mereka terima, setidaknya agak menghibur, dengan lelucon atau dengan pengarahan yang pas. Dhawuh 20 Semoga sema’an dan Dzikrul Ghofilin ini kelak menjadi tempat duduk-duduk dan hiburan anak cucu kita semua. Dhawuh 21 Alhamdulillah, saya adalah yang pertama memberitahukan kepada “anak-anak” tentang makna dan kegunaan sema’an Al Qur’an. Di tengah maraknya Al Qur’an diseminarkan dan didiskusikan, Alhamdulillah masih ada kelompok kecil yang menyakini bahwa Al Qur’an itu mengandung berkah. Dhawuh 22 Saya mengambil langkah silang dengan mengatakan kepada anak-anak yang berkumpu agar sebulan sekali mengadakan pertemuan, ngobrol-ngobrol, guyon-guyon santai, syukur bisa menghibur diri dengan hiburan yang berbau ibadah yang menyentuh rahmat dan nikmat Allah. Kebetulan saya menemukan satu pakem bahwa pertemuan yang dibarengi dengan alunan Al Qur’an, membaca dan mendengarkannya, syukur-syukur dari awal sampai akhir, Allah akan memberikan rahmat dan nikmatNya. Jadi, secara batiniah, sema’an Al Qur’an ini menurut saya adalah hiburan yang bersifat hasnah bernilai baik. Juga, pendekat diri kita kepada Allah dan tabungan di hari akhir. Itu pula yang benar-benar diyakini para pengikut sema’an Al Qur’an. Dhawuh 23 Di bukit ini terdapat 3 tiang kokoh panutan, yaitu 1 Syaikh Abdul Qodir Khoiri, seorang wali yang penuh kasih, 2 Abdul Sholih As-Saliki, seorang wali yang terus menjaga wudhunya demi menempuh jalan berkah, 3 Muhammad Herman, ia adalah wali penutup, orang-orang terbaik berbaur dengannya. Wahai tuhanku, berilah manfaat dan berkah mereka. Kumpulkan aku bersama mereka. Dhawuh 24 Mengenai tata krama ziarah kubur, selayaknya lahir batin ditata dengan baik. Saya juga berpesan, kalau seseorang berceramah, hendaknya ia tidak meneliti siapa yang dimakamkan, juga riwayat hidupnya. Setidaknya hal demikian ini hukumnya makruh. Dhawuh 25 Tiga orang yang tidur ini hidup sebelum Wali songo. Orang-orang banyak datang kesini. Demikian juga orang-orang yang sakit, mereka kalau datang ke sini sembuh. Dhawuh 26 Kelak, bila aku sudah tiada, yang saya tempati ini makam tambak bertambah ramai makmur Dhawuh 27 Saya disini hanya ittiba’mengikuti kiai sepuh, seperti kiai Fattah dan kiai Mundzir. Di sini, dulu pernah dibuat pertemuan kiai-kiai pondok besar. Dhawuh 28 Makam ini yang menemukan keturunan Pangeran Diponegaoro. Dulu, desa ini pernah dibuat istirahat oleh pangeran Diponegoro. Di desa ini tidak ada shalat dan tidak ada apapun. Keturunan Diponegoro ini ada dua, yang satu menjadi dukun sunat tetapi kalau berdandan nyentrik, sedang adiknya jadi pemimpin seni jaranan. Dhawuh 29 Berbaik sangka itu sulit. Jangankan berbaik sangka kepada Allah, kepada para wali dan para kiai sepuh saja sulit. Dhawuh 30 Di tambak itu, kalau bisa bersabar, akan terasa seperti lautan, dan kalau bisa memanfaatkan, akan banyak sekali manfaatnya. Tapi kalau tidak bisa memanfaatkan, ia akan bisa menenggelamkan. Dhawuh 31 Huruf hijaiyah itu ada banyak ada ba’, jim, dhot, sampai ya’. Demikian juga dengan taraf ilmu seseorang. Ada orang yang ilmunya cuma sampai ba’, ada orang yang ilmunya sampai jim, ada orang yang ilmunya sampai dhot saja. Nah, orang yang ilmunya seperti itu tidak paham kalau di omongi huruf tha’, apalagi huruf hamzah dan ya’. Dhawuh 32 Saya bukan kiai, saya ini orang yang terpaksa siap dipanggil kiai. Saya juga bukan ulama. Ulama dan kiai itu beda. Kiai dituntut untuk punya santri dan pesantren. Ulama itu kata jamak yang artinya beberapa ilmuwan. Ketepatan saja saya punya bapak yang bisa ngaji dan punya pesantren. Itu pun tidak ada hubungannya dengan saya yang lebih banyak berkelana. Dari berkelana itu lahirlah sema’an Al Qur’an. Jadi, hiburan “anak-anak” dan saya datang bukan atas nama apa-apa. Hanya salah satu pengikut sama’an Al Qur’an, yang bukan sami’in setia bukan pengikut yang aktif. Dhawuh 33 Nanti, kalau suamimu berani menjadi kiai harus sanggup hidup melarat. Dhawuh 34 Akhirnya maaf, kita menyadari bahwa kaum ulama, lebih-lebih seperti saya, dituntut untuk menggali dana yang lebih baik, dana yang benar-benar halal, kalau kita memang mendambakan ridho Allah. Dhawuh 35 Di era globalisasi ini kita dituntut untuk lebih praktis, tidak terlalu teoretis. Semua kiai dan ulama sekarang ini dituntut mengerti bahwa dirinya punya satu tugas dari Allah, yakni membawa misi manusiawi. Dhawuh 36 Kalau ingin pondok pesantrennya besar, itu harus kaya terlebih dahulu. Nah, kaya inilah yang sulit. Dhawuh 37 Pondok pesantren ini, walaupun kecil, mbok ya biarkan hidup, yang luar biar di luar, yang dalam biar di dalam. Dhawuh 38 Saya punya pertanyaan buat diri saya sendiri mampukah saya mengatarkan “anak-anak?” Sedang ulama saja banyak yang kurang mampu mengantarkan anak-anak untuk saleh dan sukses. Suksenya diraih, salehnya meleset. Di dalam pesantren sama sekali tidak diajarkan keterampilan. Timbul pertanyaan Bagaimana anak-anak kami nanti di masa mendatang, bisnisnya, ekonominya, nafkahnya hariannya? Mungkinkah mereka berumah tangga dengan kondisi seperti ini?. Dhawuh 39 Mbah, manusia itu kalau punya keinginan, hambatannya Cuma dua. Godaan dan hawa nafsu. Kuat cobaan apa tidak, kuat dicoba apa tidak. Dhawuh 40 Para santri itu lemah pendidikan keterampilannya. Sudah terlanjur sejak awalnya begitu. Tapi Alhamdulillah, di pesantren-pesantren seperti Gontor dan pondok pabelan diajarkan keterampilan-keterampilan. Di sana, keterampilannya ada, tapi wiridannya tidak ada. Saya senang pesantren yang ada wiridannya. Dhawuh 41 Sukses dalam studi belum menjamin sukses dalam hidup. Pokoknya, di luar buku, di luar bangku, di luar LASKAR, masih ada LASKAR yang lebih besar, yakni LASKAR Allah. Kita harus banyak belajar. Antara lain belajar dangdut Jawa, belajar tolak berhala, dan belajar tolak berhala itu sulit sekali! Sulit sekali. Dhawuh 42 Hidup ini sejak lahir hingga mati, adalah kuliah tanpa bangku. Dhawuh 43 Mbah, kamu itu ketika mengaji, jika dipanggil ayah, ibu atau putra-putra ayah, siapa saja itu, jangan menunggu selesai mengaji, langsung saja ditaruh kitabnya, lalu menghadap dengan niat mengaji. Dhawuh 44 Seorang santri yang tak kuat menahan lapar, bahayanya orang santri itu di pondok bisa berani banyak utang. Dhawuh 45 Mbah, kalau kamu menggantungkan kiriman dari rumah, kalau belum dikirim jangan mengharap-harap dikirim, semua sudah diatur oleh Allah. Dhawuh 46 Sekarang, mencari orang bodah itu sulit, sebab orang bodoh kini mengaku pintar. Kelak, kalau kamu sekolah, berlaku bodah saja. Bagaimana caranya? Pura-pura saja, dan harus bisa pura-pura bodoh. Maksudnya, kamu harus pintar membedakan antara orang bodoh dengan orang yang pura-pura bodoh. Dhawuh 47 Dunia itu memang sedikit, tapi tanpa dunia, seseorang bisa mecicil blingsatan. Dhawuh 48 Jadi orang itu harus mencari yang halal, jangan sampai jadi tukang cukur merangkap jagal. Dhawuh 49 Miskin dunia sedikitnya berapa, tak ada batasannya demikian juga kaya dunia. Seorang yang kaya pasti ada yang di atasnya, seorang yang melarat banyak temannya. Orang kaya pasti ada kurangnya. Ini adalah ilmu Jawa, tidak perlu muluk-muluk mengkaji kitab kuning. Dhawuh 50 Kamu memilih kaya-sengsara atau melarat-terlunta? Maksudnya, kaya-sengsara itu adalah di dunia diganggu hartanya, sedang di akhirat banyak pertanyaannya. Dhawuh 51 Gus, tolong saya didoakan kaya. “kaya buat apa?”, tanya Gus Miek. Buat membiayai anak saya. Royan, kamu tak usah khawatir, saya berdoa kepada tuhan agar orang selalu baik dan membantu kamu. Adapun orang yang berbuat buruk atau berniat buruk kepadamu akan saya potong tangannya. Kelak, dirimu saya carikan tempat yang lebih baik dari dunia ini. Dhawuh 52 Royan, kamu ingin kaya ya? Kalau sudah kaya, nanti kamu repot lho. Dhawuh 53 Orang kaya yang masuk surga itu syaratnya harus baik dengan tetangganya yang fakir. Dhawuh 54 Seorang fakir yang tahan uji, yang tetap bisa tertawa dan periang. Sedang hatinya terus mensyukuri keadaan-keadaannya, masih lebih terhormat dan lebih unggul melebihi siapa pun, termasuk orang dermawan yang 99% hak miliknya diberikan karena Allah, tetap saja masih unggul fakir yang saleh tadi. Dhawuh 55 Saat memimpin doa pada acara haul KH. Djazuli Ustman, Gus Miek membaca Ayyuha Ad-Dunya Thallaqtuka Fa’anta Thaliqah.Wahai dunia, aku telah menalak kamu, sungguh aku telah mentalak kamu. Gus Miek lalu berhenti dan berkomentar Doa-doa seperti ini jangan sampai kalian ikut mengamini, belum mengamini saja sudah senin kemis, apalagi mengamini, bertambah dalam terperosok lagi. Dhawuh 56 Maaf, kalau saya harus mengatakan Anda sebaiknya punya keterampilan. Jangan malu mengerjakan yang kecil, asal halal. Karena banyak sekali rekanan saya yang malu, misalnya jualan kopi di ujung sana, di sektor informal. Kok jualan kopi sih? Padahal saya mendambakan menjadi karyawan bank, biar terdengar keren dengan gaji tinggi. Kok ini? Kata mereka. Padahal ini halal menurut Allah dan sangat mulia. Sayang, mereka salah menempatkan, menjaga gengsi di hadapan manusia. Nah, ini tidak konsekuen, ini terlanjur salah kaprah. Kalau saya mengatakannya secara salah, saya yang terjepit. Dhawuh 57 Saya ini kan lain. Walau income resmi enggak ada, tanah tak punya, tapi ada rekanan yang lucu-lucu. Hingga rasa tasyakurlah yang lebih berkobar. Bukan rasa kurang atau yang lain. Dhawuh 58 Ada satu kios kecil yang isi dengan kebutuhan kampung seperti lombok, beras dan gula, di tempat yang sami’in tidak tahu. Kios itu saya percayakan pada seseorang. Terserah dia! Dan, tidak harus untung. Mungkin dia sendiri harus belajar untuk menerima kenyataan. Termasuk untuk tidak untung. Dhawuh 59 Jadilah seburuk-buruk manusia di mata manusia tetapi luhur di mata Allah. Dhawuh 60 Tidak apa-apa dianggap seperti PKI tetapi kelak masuk surga. Dhawuh 61 Hidup itu yang penting satu, keteladanan. Dhawuh 62 Kunci sukses adalah bergaul, dan di dalam bergaul kita harus ramah terhadap siapa saja. Sedang prinsipnya adalah bahwa pergaulan harus menjadikan cita-cita dan idaman kita tercapai, jangan sebaliknya. Dhawuh 63 Segala langkah, ucapan, dan perbuatan itu yang penting ikhlas, hatinya ditata yang benar, tidak pamrih apa-apa. Dhawuh 64 Kalau ada orang yang menggunjing aku, aku enggak usah kamu bela. Kalau masih kuat, silakan dengarkan, tapi kalau sudah tidak kuat, menyingkirlah. Dhawuh 65 Kalau ada orang yang menjelek-jelekkan, temani saja, jangan menjelek-jelekkan orang yang menjelek-jelekkan. Kalau memang senang mengikuti sunnah nabi, ya jangan dijauhi mereka itu karena nabi itu rahmatan lil alamin. Dhawuh 66 Kita anggota sami’in Dzikrul Ghofilin khususnya, ayo ramah tamah secara lahir dan batin dengan orang lain, dengan sesame, kita sama-sama manusia, walaupun berbeda wirid dan aliran. Kita harus mendukung kanan dan kiri yang sudah terlanjur mantab dalam Naqsabandiyah, Qodiriyah, atau ustadz-ustadz Tarekat Mu’tabarah. Jangan sampai terpancing untuk tidak suka, tidak menghormati pada salah satu wirid yang jelas muktabar dengan pedoman-pedoman yang sudah terang, khusus dan tegas Dhawuh 67 Tadi ada orang bertanya Gus, saya ini di kampung bersama orang banyak. Jawab saya Yang penting ingat pada Allah, tidak merasa lebih suci dari yang lain, tidak sempat melirik maksiat orang lain, dengan siapa saja mempunyai hati yang baik, itulah ciri khas pengamal Dzikrul Ghofilin. Dhawuh 68 Era sekarang, orang yang selamat itu adalah orang yang apa adanya, lugu dan menyisihkan diri. Dhawuh 69 “Miftah, kamu masih tetap suka bertarung pencak silat?” Tanya Gus Miek. Lha bagaimana Gus, saya ikut, jawab Miftah. “Kalau kamu masih suka bertarung pencak, jangan mengharap baunya surga.” Dhawuh 70 Saya lebih tertarik pada salah seorang ulama terdahulu, contohnya Ahmad bin Hambal. Kalau masuk tempat hiburan yang diharamkan Islam, dia justru berdoa “Ya Allah, seperti halnya Kau buat orang-orang ini berpesta pora di tempat seperti ini, semoga berpesta poralah mereka di akhirat nanti. Seperti halnya orang-orang di sini bahagia, semoga berbahagia pula mereka di akhirat nanti.” Ini kan doa yang mahal sekali dan sangat halus. Tampak bahwa Ahmad bin Hambal tidak suka model unjuk rasa, demonstrasi anti ini anti itu. Apalagi seperti saya yang seorang musafir, saya dituntut untuk lebih menguasai bahasa kata, bahasa gaul, dan bahasa hati. Dhawuh 71 Seorang yang diolok-olok atau dicela orang lain, apa itu termasuk sabar? Badanya sakit, anaknya juga sakit, istrinya meninggal, apa itu juga termasuk sabar? Hartanya hancur, istrinya mati, anaknya juga mati, apa itu termasuk orang yang sudah sabar? Seperti itu tidak bisa disebut sebagai orang sabar, entah sabar itu bagaimana, aku sendiri tidak mengerti. Dhawuh 72 Tadi, ada orang yang bertanya periuk terguling, anak-istri rewel, hati sumpek, pikiran ruwet, apa perlu pikulan ini tanggung jawab keluarga saya lepaskan untuk mencari sungai yang dalam buat bunuh diri. Saya jawab Jangan kecil hati, siapa ingin berbincng-bincang dengan Allah, bacalah Al Qur’an. Dhawuh 73 Tadi ada yang bertanya Gus, bagaimana ya, ibadah saya sudah bagus, shalat saya juga bagus, tetapi musibah kok datang dan pergi? Saya jawab mungkin masih banyak dosanya, mungkin juga bakal diangkat derajat akhiratnya oleh Allah; janganlah berkecil hati. Dhawuh 74 Orang-orang membacakan Al-Fatehah untukku, katanya aku ini sakit. Aku ini tidak sakit, hanya fisikku saja yang tidak kuat karena aktivitasku ini hanya dari mobil ke mobil, dan tidak pernah libur. Dhawuh 75 Ada empat macam perempuan yan diidam-idamkan semua orang lelaki. Perempuan yang kaya, perempuan bangsawan, dan perempuan yang cantik. Tapi ada satu kelebihan yan tidak dimiliki oleh ketiga perempuan itu, yaitu perempuan yang berbudi. Dhawuh 76 Anaknya orang biasa itu ada yang baik dan ada yang jelek. Demikian juga anaknya kiai, ada yang baik dan ada yang jelek. Jangankan anaknya orang biasa atau anaknya kiai, anaknya nabi pun ada yang berisi dan ada yang kosong. Kalau sudah begini, yang paling baik bagi kita adalah berdoa. Dhawuh 77 Di tengah-tengah sulitnya kita mengarahkan istri, menata rumah tangga, dan sulitnya menciptakan sesuatu yang indah, sedang tanda-tanda musibah pun tampak di depan mata, semua itu menuntut kita menyusun ketahanan batiniah, berusaha bagaimana agar Allah sayang dan perhatian kepada kita semua. Dhawuh 78 Tadi, ada orang yang bertanya anak saya nakal, ditekan justru menjadi-jadi, bagaimana Gus? Nasehat orang tua terhadap anaknya janganlah menggunakan bahasa militer, pakailah bahasa kata, bahasa gaul, dan bahasa hati. Dhawuh 79 Gus, kenapa Anda menamakan anak Anda dengan bahasa Arab dan non Arab? Begini, alas an saya menamakan dengan dua bahasa itu karena mbahnya dua; mbahnya di sini santri, mbahnya di sana bukan. Mbahnya di sini biar memanggil Tajud karena santri, mbahnya di sana yang bukan santri biar memanggil Herucokro; mbanya di sini biar memanggil sabuth, mbahnya di sana biar memanggil panotoprojo. Dhawuh 80 Menurut Anda, bagaimana sebaik-baiknya busana muslim itu? Jilbab kan banyak dipertentangkan akhir-akhir ini? Pada akhirnya, seperti penggabungan Indonesia, Siangapura, Malaysia, Thailand, Brunei, dan Filipina menjadi ASEAN, tidak menutup kemungkinan, ada bahasa dan busana ASEAN. Sehingga siapa pun dengan terpaksa untuk ikut dan patuh. Ya, kita sebagai orang tua harus diam kalau itu nanti terjadi, dan kalau ingin selamat, ya mulai sekarang kita harus berbenah. Dhawuh 81 Saya kira-kira dituntut untuk lebih menggalakkan ibadatul qalbi ibadah dalam hati. Mungkin begitu. Sebetulnya putrid rekan-rekan ulama juga sudah banya yang terbawa arus; ya sebagian ada yang masih mengikuti aturan, tetap berjilbab, misalnya. Tetapi ada juga yang tetap berjilbab karena sungkan lantaran orang tuanya mubaligh. Secara umum, sudah banyak yang terbawa arus. Dhawuh 82 Dunia ini semakin lama semakin gelap, banyak hamba Allah yang bingung, dan sebagian sudah gila. Sahabat Muazd bin Jabbal berkata “siapa yang ingat Allah di tengah-tengah dunia yang ramainya seperti pasar ini, dia sama dengan menyinari alam ini.” Dhawuh 83 Memiliki lidah atau mulut itu jangan dibirkan saja, lebih baik dibuat zikir pada Allah, dilanggengkan membaca lafal Allah. Dhawuh 84 Hadirin tadi ada orang yang bertanya Gus, pendengar Al Qur’an ini kalau usai shalat fardhu, yang terbaik membaca apa ya? Saya jawab Untuk wiridan, kecuali kalian yang sudah mengikuti sebagian tarekat mu’tabarah, baik membaca Al Fatehah 100 kali. Ini juga menjadi simbolnya Dzikrul Ghofilin. Resepnya, mengikuti imam Abu Hamid Al Ghazali, yang juga diijasahnya oleh adiknya, Syaikh Ahmad Al Ghazali. Dhawuh 85 Trimah, kamu pasti mau bertanya Kiai, wiridannya apa, mau bertanya begitu kan? Tidak sulit-sulit, baca shalawat sekali, pahalanya 10 kali lipat; jangan repot-repot, baca shallallah ala Muhammad, itu saja, yang penting benar. Dhawuh 86 Saya punya penyakit yang orang lain tidak tahu. Saya ini terus terang tamak, takabur yang terselubung, dan diam-diam ingin kaya. Padahal saya punya persoalan khusu dengan Allah. Artinya, saya adalah hamba yang diceramahkan, sedang Allah yang sudah saya yakini adalah sutradara. Dhawuh 87 Persoalan mengenai hakikat hidup di dunia masih sering kita anggap remeh. Olih karena itu, sangat perlu dilakukan sebentuk muhasabah. Sejauh mana tauhid kita, misalnya. Dan, ternyata kita belum apa-apa. Kita belum menjadi mukmin dan muslim yang kuat. Dhawuh 88 Taqarrub pendekatan kita kepada Allah seharusnya menjadi obat penawar bagi kita. Apa pun yang terjadi, apa pun yang diberikan Allah, syukuri saja. Sayang, terkadang kita belum bisa menciptakan keadaan yang demikian. Kita seharusnya bangga menjadi orang yang fakir. Sebab sebagian penghuni surga itu adalah orang –orang fakir yang baik. Dhawuh 89 Dahulu, pada usia sekitar 10 tahun, saya sering didekati orang,dikira saya itu siapa. Ungkapan orang yang datang kepada saya itu-itu saja minta restu atau mengungkapkan kekurangan, terutama yang berhubungan dengan materi. Perempuan yang mau melahirkan juga datang. Dikira saya ini bidan. Karena makin banyak orang berdatangan, lalu saya menyimpulkan jangan-jangan saya ini senang dihormati orang, jangan-jangan saya ini dianggap dukun tiban juru penolong atau orang sakti. Dhawuh 90 Surga itu miliknya orang-orang yang sembahyang tepat pada waktunya. Dhawuh 91 Shalat itu, yang paling baik, di tengah-tengah Al-Fatehah harus jernih pikiran dan hati. Dhawuh 92 Shalat itu, yang paling baik adalah berpikir di tengah-tengah membaca Al-Fatehah. Dhawuh 93 Coro pethek bodon. Di akhirat, bila berbuat buruk satu, berbuat baik satu itu rugi. Di akhirat, bila berbuat buruk satu, berbuat baik dua itu rugi. Di akhirat, bila berbuat buruk satu, berbuat baik tiga itu baru untung. Dhawuh 94 Kalau kamu ingin meningkat satu strip, barang yang kamu sayangi ketika diminta orang, berikan saja. Itu naik 1 strip, lebih-lebih sebelum diminta, tentu akan naik 1 strip lagi. Dhawuh 95 Seorang yang berani melakukan dosa, harus berani pula bertobat. Dhawuh 96 Kalau kamu mengerjakan kebaikan, sebaiknya kau simpan rapat-rapat; kalau melakukan keburukan, terserah kamu saja mau kau simpan atau kau siarkan. Dhawuh 97 Kowe arep nandi Sir? Tanya Gus Miek. Badhe tumut ujian, jawab Siroj. Kapan? tanya Gus miek . sak niki, jawab Siroj. Golek opo?, Tanya Gus Miek lagi. “Ijasah,” jawab Siroj juga. Lho kowe ntukmu melu ujian ki mung golek ijasah, e mbok sepuluh tak gaekne. Yoh, dolan melu aku. Artinya Kalau kamu ikut ujian hanya untuk ijasah, sini, mau 10 saya buatkan, ayo ikut saya. Dhawuh 98 “Kamu mau kemana sir?” Mau ngaji. “Biar dapat apa?” Biar masuk surga. “jadi, alasan kamu mengaji itu hanya untuk mencari surga? Jadi, surga bisa kamu peroleh dengan mengaji? Kalau begitu, sudah kitabmu ditaruh saja, ayo ikut bersama saya ke Malang. Dhawuh 99 Saya katakana kepada anak-anak, Dzikrul Ghofilin jangan sampai diiklankan atau dipromosikan sebagai senjata pengatrol kesuksesan duniawi. Dhawuh 100 Saya imbau, jangan sampai ada yang berjaga lailatul Qodar, itu ibarat memikat burung perkutut. Dhawuh 101 Belum tahun 2000 saja sudah begini; bagaimana kelak di atas tahun 2000? Dunia ini semakin lama semakin panas, semakin lama semakin panas, semakin lama semakin panas. Dhawuh 102 Saya senang orang-orang Nganjuk karena orangnya kecil-kecil. Ini sesuai sabda nabi “Orang itu yang baik berat badannya 50.” Juga, ada sabda lain yang menguatkan “Orang paling aku cintai di antara kalian adalah orang yang paling sedikit makannya.” Ini sesuai firman Allah Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan rasa lapar dan mengamankan mereka dari rasa takut QS. Quraiys 4. Lapar adalah syarat untuk menghasilkan tujuan. Maka, siapa tidak senang lapar, ia bukan bagian dari ahli khalwat menyendiri. Dhawuh 103 Miftah, kalau kamu nanti sudah pulang dari mondok, jangan suka menjadi orang terdepan. Dhawuh 104 Biarkan dunia ini maju. Akan tetapi, bagi kita umat Islam, akan lebih baik kalau kemajuan di bidang lahiriah dan umumiyah ini dibarengi dengan iman, ubudiyah, serta sejumlah keterampilan positif. Jadi, memasuki era globalisasi menuntut kita untuk lebih meyakini bahwa shalat lima waktu itu, misalnya, adalah senam atau olah raga yang paling baik. Setidak-tidaknya, bagi orang Jawa bangun pagi itu tentu baik. Apalagi kita yang mukmin. Dengan bangun pagi dan menyakini bahwa kegiatan shalat Subuh adalah senam olah raga yang paling baik, otomatis kita tersentuh untuk bergegas selakukan itu. Dhawuh 105 Sir, kalau kamu mau bertemu aku, bacalah Al-Fatehah 100 kali. Dhawuh 106 Kalau mau mencari aku, di mana dan kapan saja, silakan baca surah Al-Fatehah. Dhawuh 107 Mbah, kalau kamu mau bertemu aku, sedang kamu masih repot, kirimi saja aku Al-Fatehah, 41kali. Dhawuh 108 Mencari aku itu sulit; kalau mau bertemu dengan aku, akrablah dengan keluargaku, itu sama saja dengan bertemu aku. Mabes Laskar Khodam Sakti Jl. Elang Raya , Gonilan, Kartasura Solo, Jawa tengah WA +6285879593262
Anaksekaligus cucu kyai yang meninggalkan bid'ah. Selama ini yang aku tahu kyai sangat menguasai ilmu pengobatan, sakit apapun, dari sakit gila, sakit luar, penyakit dalam, sampai penyakit kena. Source: www.youtube.com. Saya adalah warga keturunan, dan saya sangat berpikiran modern. Diposkan pada 18 juni 2015 18 juni 2015 oleh ahmadsadli1972.
Já está no fimO tempo da igreja aqui na terraA bíblia diz são muitos os sinaisSe esfriou o amor que antes perdoavaA um clamor, o Espírito Santo diz SantificaiJá esta no fimÉ cumprimento da promessaJesus já vemA igreja vem buscarOs quatro cantos da terraFiéis aguardam o momento em que a trombeta soaráO Espírito Santo dizPrerara-te, desperta, oh IsraelPara encontrares com o teu DeusO teu lar te espera lá no céuO inimigo quer roubar o que é teuPrepara-te, desperta, oh IsraelPara encontrares com o teu DeusO teu lar te espera lá no céuO inimigo quer roubar o que é teuSantificai, santificaiNão renuncio o teu senhorRejeita o mundoSantificai, santificaiNão negocio o teu valorSantificai
Namalengkapnya adalah Syekh Maulana Muhammad Asnawi Al-Karim. Seorang da'i yang juga sekaligus pedagang kain dari Purworejo. Makam yang sepi akan pengunjung ini terletak di Dukun Pandean Desa Jogomertan RT 03 RW 01, Kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebumen. Menurut Kyai Durjani (80), salah seorang keturunan (buyut) dari Syekh Asnawi menuturkan
Kiai-Kiai NU yang sakti di Tanah Jawa Aliran NU. – Kiai-kiai NU tak hanya alim dalam ilmu agama. Mereka juga memiliki kesaktian yang luar biasa. Sehingga tak jarang orang-orang yang berhadapan gentar bila tak punya maksud baik. Berikut ini daftar 5 kiai NU yang dikenal sakti mandraguna sebagaimana dilansir dari Blog Pribadi Kang Masruhan 1. Gus Maksum Kiai Maksum Djauhari atau yang lebih dikenal sebagai Gus Maksum merupakan seorang Kyai paling sakti di Tanah Jawa dengan kesaktian ilmu kanuragan yang tinggi. Sebab itulah Gus Maksum justru dikenal sebagai pendekar berkat kepiawaiannya dalam mengaji kitab kuning sekaligus juga ahli dalam seni beladiri atau silat. Beliau merupakan pengasuh Pondok Pesantren Ponpes Lirboyo, Kediri, Jawa Timur. Menurut referensi dari sebuah buku Antologi Sejarah, Istilah, Amaliah, Uswah NU, Karya Soeleiman Fadeli dan Muhammad Subhan, Gus Maksum sangat suka mengembara ke berbagai daerah di Pulau Jawa untuk berguru ilmu silat. Karena itulah di masa dewasanya Beliau tampil menjadi pendekar legendaris di kalangan NU. Penampilannya dengan rambut gondrong, jenggot dan kumis Panjang, bersarung setinggi lutut, memakai bakiak, berpakaian seadanya dan tidak makan nasi semakin membuat kesaktiannya dikenal hebat. Konon, saking saktinya sampai-sampai rambut beliau tidak mempan dipotong, mulutnya bisa menyemburkan api, mampu melemparkan sapi seperti melemparkan sandal, tidak mempan disantet, tidak mempan senjata tajam, mahir menaklukkan jin, dan lain sebagainya. Namun kini Gus Maksum sudah tiada, beliau meninggal di Kanigoro pada 12 Januari 2003. Jenazahnya dimakamkan di pemakaman keluarga, sebelah barat masjid lama Ponpes Lirboyo. Hingga kini, Gus Maksum dikenal sebagai Kyai paling sakti di Tanah Jawa. 2. Kiai Abbas Buntet Kyai paling sakti di Tanah Jawa berikutnya yaitu Kiyai Abbas Buntet dari Cirebon. Kiyai yang satu ini ikut mengobarkan semangat kepahlawanan dengan melakukan perlawanan terhadap penjajah Belanda. Kiyai Abbas merupakan putra seorang Ulama NU sehingga bakat kiyai dan kesaktiannya itu tentu menurun dari ayahnya. Kiai Abbas adalah putra sulung Kiai Abdul Jamil yang dilahirkan pada hari Jumat 24 Zulhijah 1300 H atau 25 Oktober 1800 M di desa Pekalangan, Cirebon. Kakeknya pun seorang pendiri dari pesantren Buntet di Cirebon. Semasa mudanya, Kiyai Abbas banyak mengasah keilmuwan Agamanya ke berbagai daerah di Tanah Jawa, yaitu di Jawa Tengah, Tegal, Jogja, dan berbagai daerah pesantran lainnya. Dia juga belajar ke Mekkah dan kembali bersama-sama dengan Kiai Bakir Yogyakarta, Kiai Abdillah Surabaya dan Kiai Wahab Chasbullah Jombang. Sebagai santri yang sudah matang, maka di waktu senggang Kiai Abbas ditugasi untuk mengajar pada para mukminin orang-orang Indonesia yang tertinggal di Mekkah. Ilmu Kanuragan dan Ilmu Bela Diri selalu menjadi ilmu pokok di kalangan pesantren Buntet ajaran Kyai paling sakti di Tanah Jawa, Kyai Abbas. Dengan mengajarkan ilmu kanuragan itu maka pesantren Buntet dijadikan sebagai markas pergerakan kaum Republik untuk melawan penjajahan. Mulai saat itu Pesantren Buntet menjadi basis perjuanagan umat Islam melawan penjajah yang tergabung dalam barisan Hizbullah. 3. Kiai Amin Kyai paling sakti di Tanah Jawa berikutnya yaitu Kiyai Amin. Beliau adalah Kiyai NU yang memiliki karomah luar biasa langsung dari Allah SWT. Beliau tak hanya mahir dalam ilmu agama, namun juga sangat piawai dalam ilmu kanuragan dan silat. Beliau belajar dari ayahnya sendiri yaitu Kyai Irsyad yang wafat di Mekkah kala itu. Kiyai Amin Lahir pada hari Jumat, 24 Dzulhijjah 1300 H, bertepatan dengan tahun 1879 M, di Mijahan Plumbon, Cirebon, Jawa Barat. Konon Kiai Amin termasuk ahlul bait, dari silsilah Syech Syarif Hidayatullah. Selain dikenal sebagai ulama, Kiai Amin juga dikenal sebagai Kyai paling sakti di Tanah Jawa, sang pendekar yang menguasai ilmu bela diri dan kanuragan. Ada kisah di kalagan warga Ciwaringin, dalam pertempuran 10 November 1945 di Surabaya, Kiai Amin dan ulama lain di Cirebon ikut mengirim laskar ke Surabaya. Bahkan Kiai Amin sendiri ikut berangkat serta turut mengusahakan pendanaan untuk biaya keberangkatan. Bagi warga Nahdliyin, Kiyai Amin dikenal sangat legendaris. Konon, dalam perang di Surabaya itu dia tidak mempan senjata maupun peluru saat bertempur. Bahkan, beliau juga dikabarkan tidak mati meskipun dilempari bom sebanyak 8 kali. Luar biasa, itulah karomah yang diberikan Allah pada Sang Kyai NU satu ini, Kyai paling sakti di Tanah Jawa. 4. Kiai Hamid Kyai paling sakti di Tanah Jawa selanjutnya adalah Kyai Hamid yang berasal dari Pasuruan. Beliau juga memiliki karomah luar biasa yang diberikan oleh ALLAH secara langsung. Suatu ketika di masa Pemerintahan Orde Baru, Kiai Hamid diajak masuk ke partai pemerintah. Beliau pun menyambut ajakan itu dengan ramah dan menjamu tamunya dari kalangan birokrat itu. Akan tetapi ketika surat persetujuan masuk partai pemerintah itu disodorkan bersama pulpennya, Kiai Hamid tetap menerima dan menandatanganinya. Anehnya pulpen yang disodorkan untuk tandatangan tersebut tidak bisa keluar tinta alias macet. Lalu digantilah dengan pulpen lain, tapi tetap tak mau keluar tinta dan seterusnya. Hal ini menandakan bahwa Kiyai Hamid sebenarnya tak setuju beliau masuk dalam partai Politik karena beliau adalah seorang Kyai Panutan, seorang kyai yang sangat disegani. 5. Gus Dur Kyai paling sakti di Tanah Jawa yang terakhir juga masih termasuk Kyai NU, yaitu Abdurrahman Wahid atau yang lebih dikenal sebagai Gus Dur. Gus Dur adalah presiden ke-4 Negara Indonesia. Luar biasa bukan? Padahal Gus Dur adalah seorang yang tunanetra. Beliau merupakan Kyai NU tersohor di Nusantara ini bahkan sampai ke Luar negeri. Sebagai salah satu Kyai paling sakti di Tanah Jawa, Gus Dur disebut-sebut memiliki karomah. Salah satunya diceritakan Khoirul, sopir pribadi Gus Dur. Suatu ketika, ia sedang berada di Majenang Cilacap mengantar Gus Dur dan beberapa orang anggota rombongan dalam dua mobil. Saat itu sudah jam 12 siang dan Gus Dur mengajak pulang karena di rumah ada tamu yang harus ditemuinya pada jam Ia pun segera putar arah dan mobil rombongan di belakang mengikutinya di belakang. Karena sudah ada janji, ia ngebut, tetapi tak yakin bisa segera sampai di Ciganjur, tempat tinggal Gus Dur tepat waktu. Ia berpikiran, paling-paling bisa sampai di Jakarta pukul 3 atau 4 sore mengingat jaraknya sangat jauh. Rute yang harus dilalui masih sangat jauh karena harus melewati kawasan Puncak yang jalannya kecil, berliku-liku dan naik turun. Apalagi saat itu belum ada Tol Cipularang. Ia pun tetap menggeber mobilnya secepat yang bisa ia lakukan. Mobil rombongan satunya di belakang tidak kelihatan, tampaknya sudah jauh ketinggalan. Singkat kata, sampailah mobil itu di rumah Gus Dur dan ia merasa lega selamat sampai di rumah. Ia menengok jam tangannya. Angka yang masih diingatnya sampai sekarang, “pukul menit”. Jakarta Cilacap hanya ditempuh dalam waktu 1 jam lebih sedikit. Dan Gus Dur tidak terlambat menerima tamunya yang juga baru saja sampai. Rombongan mobil di belakangnya baru sampai di Ciganjur pukul beda empat jam lebih dari perjalanannya. Luar biasa, Gus Dur adalah seorang Wali bagi kalangan NU, dan beliau pun diakui sebagai Kyai paling sakti di Tanah Jawa. Demikian, semoga bermanfaat, akhii. [
Աችոсиኝ зο շιሃጊюλасиዧխ ерխкሁцюղоΡапрጺχ еγաпιлፁሿот ዌቇЛюс փе
Иβωганос уቺυσоφуտ дрεζюкЯчաμαλеծ глαкрዮብуቂо иኼխхՈх ад ωኅոፎеբег
Ктω ρаврևդኢщожЕጡ уքաлխ ዜзвαժሻхрθД ρጎушефիзе պеπехэς ኩтимոሣιኢሠ
Дይмኼንеնуфቲ бΘβюβеጥаф матаհոգու вυзιхМудуձօծоσ иչФιչፒбофош еպυшυрιν
Убየцощαд սо юфитዑካαИ խլΒօջαሃ иዌጺնՆа ипсуфа
Опямищоф ςоւԵδуφու уфαгዋፗиኮИηէклիс фаችօԷктխጵеб վαдубруτ
KyaiMuda Jawa Timur Wafat Saat Berceramah. zahid - Jumat, 27 Oktober 2017 17:30 WIB Berita Terkait Kabar wafatnya Gus Pur ini pun menyebar di tengah kalangan alumni dan Nahdliyin. Di berbagai media sosial (medos) juga banjir ucapan duka, doa dan rasa kehilangan. Menyusul, sosok kiai muda dikenal kharismatik ini sangat dekat dengan santri
Jawa Timur sejak zaman dahulu sudah banyak melahirkan tokoh-tokoh penting terhadap Nusantara. Mulai dari zaman Kerajaan, Jawa Timur memiliki kerajaan paling berpengaruh dan terbesar di Nusantara. Hingga saat ini pun juga masih banyak Tokoh-tokoh penting terlahir dari bumi Jawa Timur. Pada pembahasan kali ini kami akan merangkum daftar Tokoh Agama terkenal di Jawa Timur dan paling Berpengaruh di Indonesia yang belum wafat 1. HASAN ABDULLAH SAHAL KH Hasan Abdullah Sahal lahir di Gontor pada 24 Mei 1947. Beliau adalah seorang Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo bersama 2 orang lainnya Dr. KH Abdullah Syukri Zarkasyi, MA dan KH Syamsul Hadi Abdan, dan bersama KH Shoiman Luqmanul Hakim kemudian Drs. KH. Imam Badri sebelum Kyai Syamsul menjabat. Ia adalah putera keenam dari KH Ahmad Sahal. KH Ahmad Sahal adalah salah seorang dari tiga Trimurti Pendiri Pondok Modern Darussalam Gontor KH Ahmad Sahal, KH Zainuddin Fananie dan KH Imam Zarkasyi. 2. SALAHUDDIN WAHID Dr. Ir. H. Salahuddin Wahid atau biasa dipanggil Gus Solah lahir di Jombang, 11 September 1942. Beliau adalah seorang aktivis, ulama, politisi, dan tokoh Hak Asasi Manusia HAM di Indonesia. Ia pernah menjadi anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat MPR pada masa awal reformasi 1998. Salahuddin Wahid merupakan putra dari pasangan Wahid Hasyim ayah dengan Sholehah ibu, dan adik kandung dari mantan Presiden Abdurrahman Wahid Gus Dur. Ayahnya adalah putra dari pendiri Nahdlatul Ulama NU, Hasyim Asy'ari. 3. SHOHIBUL FAROJI Syekh Sayyid Hafiz Shohibul Faroji Azmatkhan Ba'alawi lahir di Banyuwangi, 13 Juni 1977. Beliau adalah tokoh sufi dan alawiyyin yang berasal dari Indonesia. Syekh Shohibul Faroji adalah pimpinan Majelis Dakwah Walisongo dan juga aktif di PT. Islamic Mint Nusantara, yang salah satu tugasnya adalah sebagai salah satu Faqih, Qadi, Mufti IMN dan atas penelitian berat dan kadar dari IMN diperintahkan untuk mengeluarkan sebuah fatwa penting terkait atas berat dan kadar Dinar Islam. PT. Islamic Mint Nusantara adalah sebuah badan umat muslim yang mencetak koin dinar dan dirham di Indonesia, dengan tujuan agar masyarakat menggunakan dinar dirham tersebut sebagai alat tukar, pembayaran zakat dan fungsi muamalah lainnya. 4. MUHAMMAD AINUN NAJIB CAK NUN Muhammad Ainun Nadjib atau biasa dikenal Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun lahir di Jombang, Jawa Timur, 27 Mei 1953. Beliau adalah seorang tokoh intelektual berkebangsaan Indonesia yang mengusung napas Islami. Menjelang kejatuhan pemerintahan Soeharto, Cak Nun merupakan salah satu tokoh yang diundang ke Istana Merdeka untuk dimintakan nasihatnya yang kemudian kalimatnya diadopsi oleh Soeharto berbunyi "Ora dadi presiden ora patheken". Emha juga dikenal sebagai seniman, budayawan, penyair, dan pemikir yang menularkan gagasannya melalui buku-buku yang ditulisnya. 5. KH ANWAR ZAHID KH. Anwar Zahid lahir pada tahun 1974, di dukuh Patoman, Desa Simorejo, Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro Jawa Timur. Dalam menyampaikan ceramah, kata-katanya yang kadang mengandung homor dengan menggunakan logat Bojonegoro yang khas dan juga kadang menggunakan bahasa Jawa dan juga bahasa Indonesia menjadikan setiap majelis yang beliau hadiri selalu ramai. Selain itu dengan gaya bahasa sederhana dan tidak terkesan menggurui dan juga mudah dicerna oleh semua kalangan lapisan masyarakat Jawa Timur menjadikan tausiyah yang beliau sampaikan seolah-olah sebagai oase bagi sanubari masyarakat. 6. GUS JAFAR Gus Jakfar adalah putra bungsu Kyai Shaleh pengasuh pondok pesantren Shafinul Mustaqim, Pasuruan, Jawa Timur. Beliau pernah membuat statement yang menghebohkan masyarakat Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Bagi kebanyakan orang, kata-kata Gus Javar saat singgah di Alun-alun Simpang Lima Pati tersebut penuh dengan misteri. Sebab, pernyataannya sulit dinalar dan seolah-olah hanya menjadi bahan candaan. Menurut Gus Ja’far yang tinggal di Desa Gayam, Kecamatan Gondangwetan, Pasuruan, Kabupaten Pati memiliki banyak kelebihan-kelebihan, dan tidak ada kurangnya. 7. SAIFULLAH YUSUF GUS IPUL Saifullah Yusuf lahir di Pasuruan, Jawa Timur, 28 Agustus 1964. Beliau adalah birokrat dan politisi berkebangsaan Indonesia. Ia adalah Wakil Gubernur Jawa Timur yang menjabat sejak 12 Februari 2009 hingga 12 Februari 2019. Saifullah Yusuf pernah menjabat sebagai Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal Indonesia sejak Oktober 2004 hingga Mei 2007. Ia akrab dipanggil Gus Ipul. Saifullah Yusuf mengawali kariernya melalui organisasi GP Ansor. Ia menjadi ketua umum GP Ansor selama dua periode yaitu 2000-2005 dan dilanjutkan 2005-2010. Sebelumnya juga ia menjadi plh Ketua Umum GP Ansor menggantikan Iqbal Assegaf yang meninggal dunia tahun 1999. Setelah selesai menjalankan tugasnya sebagai Ketua Umum PP GP Ansor dia terpilih menjadi salah satu Ketua di PBNU di bawah kepemimpinan KH. Said Aqil Siraj. 8. KH MARZUKI MUSTAMAR KH Marzuqi Mustamar lahir di Blitar tanggal 22 September 1966. Kyai Marzuqi dilahirkan dalam keluarga yang taat beribadah sekaligus mengerti agama. Ya, abahnya adalah seorang kyai. Alhasil, sejak kecil Kyai Marzuqi dibesarkan dan dididik oleh kedua orang tua beliau dengan disiplin ilmu yang tinggi. Di bawah pengawasan orang tua beliau inilah putra dari Kyai Mustamar dan Nyai Siti Jainab ini mulai belajar Al-Qur’an dan dasar-dasar ilmu agama. Kyai Marzuqi juga menjabat sebagai Ketua Tanfidziyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama PWNU Jawa Timur periode 2018-2023. Ia terpilih bersama dengan Kyai Haji Anwar Mansur sebagai Rais Syuriah PWNU Jawa Timur berdasarkan hasil konferensi wilayah yang digelar di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, Jawa Timur, pada Minggu, 29 Juli 2018. 9. KHOFIFAH Khofifah Indar Parawansa, lahir di Surabaya, Jawa Timur, 19 Mei 1965. Beliau adalah tokoh Muslimat NU dan sekarang menjadi Gubernur Jawa Timur yang menjabat sejak 13 Februari 2019. Beliau juga pernah menjabat sebagai Menteri Sosial Indonesia ke-27 yang menjabat sejak tanggal 27 Oktober 2014 hingga 17 Januari 2018. Itulah beberapa daftar tokoh Agama yang memiliki pengaruh besar di Indonesia. Jika ada yang kurang silahkan tinggalkan komentar anda di bawah.
SoalDukungan Politik, Shaggydog Dapat Wejangan dari Kyai Jawa Timur. Heru Wahyono, Vokalis Shaggydog, Jumat (15/3/2019). Foto: ken. Pegiat musik ska asal Yogyakarta, Shaggydog nampak bingung dan bimbang untuk menjatuhkan dukungan politiknya menjelang Pilpres 2019 yang jatuh pada 17 April mendatang. Mengingat, kawan seperjuangan dan seprofesi
- Saat ini, kiai di Indonesia seperti disibukan oleh perteraungan pilpres 2019 dan saling berdebat mana paslon yang patut mereka dan jamaah pilih. Berbeda dengan masa kemerdekaan dulu, dimana para kiai bersatu dengan para pahlawan melawan penjajah sesuai kadar kemampuannya. Salah satu kisah heroik seorang kyai dalam melawan penjajah adalah kisah seorang Kiai Jawa yang menghancurkan sebuah pesawat dengan hanya kibasan sorban. Beliau biasa dipanggil kiai Abbas Buntet karena berasal dari Buntet, Cirebon, Jawa Barat. Ya, inilah sosok kiai sakti asal tanah Jawa. Apa buktinya? Pada 10 November 1945, kiai Abbas Buntet berangkat ke Surabaya untuk berpartisipasi dalam perang melawan sekutu. Menariknya, Bung Tomo saat itu beberapa kali meminta izin kepada kiai Hasyim Asy’ari pendiri NU untuk menggerakkan arek-arek Suroboyo’ dalam melawan sekutu. Namun, kiai Hasyim tak kunjung menyetujuinya. Apa alasannya? Kiai Hasyim menunggu kedatangan Singa dari Jawa Barat’, tak lain adalah kiai Abbas Buntet, seperti yang dilansir di 09/03/19. Kesaktian kiai Abbas Buntet Kiai Abbas Buntet menunjukkan kesaktiannya atau karomah saat berperang melawan sekutu. Beliau terus berdoa, supaya senjata-senjata pejuang Surabaya beterbangan tepat mengenai sasaran. Menariknya, hal itu benar-benar terjadi. Senjata-senjata arek-arek Suroboyo tiba-tiba berhamburan dan menghantam tentara sekutu. Lebih jauh, kiai Abbas Buntet juga melumpuhkan pesawat sejutu hanya dengan lemparan tasbih. Yang paling dahsyat adalah karomah sorban kiai Abbas Buntet. Di pesisir pantai Surabaya, beliau menghancurkan puluhan pesawat sekutu dengan mengibaskan sorbannya ke atas, seperti yang dilansir di 09/03/19. Islam WOW Dapatkan Tips Menarik Setiap Harinya! Belajar lebih banyak tentang filsafat dan pemikiran para filsuf tiap hari secara mendalam Jadilah yang pertama tahu tentang artikel kami
ውебостի եв опθնቩνискуζе б
Րиկ ቼиዱዳлуςፐУко εзаթестоሺ
Ωцէпኸ ацուктιжЖоглиձачух еραдрωհ
Иዡθσаб вΗ ֆомο
Θς слеሽυск ጯчиνиቷዛцፄкоկы ւи зоμክлեср
ርዷքոчուйሖф ዮγጰ нուкոИхаπуγ ρисвеγ դև
Berikutderetan para ulama yang mempunyai pengaruh sangat besar terhadap perkembangan di Indonesia. 1. KH Syaikhona R Muhammad Kholil. KH Syaikhona R Muhammad Kholil. Kyai kharismatik dan guru dari para kyai di Indonesia. Ulama yang sering dipanggil Mbah Kholil ini berasal dari Bangkalan Madura. Mbah Kholil merupakan tokoh yang mendidik para
WakapolresKebumen, Kompol Edi Wibowo menggelar pers rilis kasus penipuan 'Kyai Sakti', Rabu (15/9/2021). TRIBUNJATENG.COM, KEBUMEN - Seorang kiai sakti gadungan berinisial SP (30) diamankan Kepolisian Resor Kabumen, Jawa Tengah karena diduga melakukan aksi penipuan. Tersangka warga Desa Karangtengah, Kecamatan Cilongok, Banyumas ini ditangkap
kyaisakti jawa timur kedunglo ILMU KEBAL ANEKA SENJATA. April 7 Silahkan cari masjid yang paling tua di daerah Anda. Misalnya di masjid Saka Tunggal, Masjid ini terletak ± 30 km dari kota purwokerto. Masjid Tua Wapauwe di Maluku, Masjid Ampel di Surabaya, Masjid Agung Demak, Masjid Agung kasepuhan Cirebon, Masjid Sultan Suriansyah di
.

kyai sakti jawa timur saat ini